Senin, 06 Juli 2020

"Menanti Sebuah Harapan"

Suatu hari ditengah kota kuberjalan menikmati cahaya sore itu
Berteman keramaian senyum dan tawa insane manusia mensyukuri alam semesta,
Nana nana na na na na…………… ( Sambil bersiul).
Begitulah gambaran dan definisi saat ini,
Terkadang kita berpikir kota lebih memikat daripada pedesaan , cobalah buka satu bola mata saja sebentar lalu melangkah perlahan, hiruplah udar segar diperkampungan, yang masih penuh pesawahan  dan perkebunan dengan jauh mata memandang. Nanti kamu akan tahu rasanya kebugaran dan kesegaran di dalam hati dan pikiran. Begitulah pertama aku masuk perkampungan cisasah ternyata bukan hanya udaranya yang segar masih banya kejutan yang buat hati tertegun.
Pandangan pertama dimulai dari anak-anak yang memiliki antusias membaca, sayangnya disana sangat minim penyediaan buku-buku bergenre anak-anak, lalu dipertemukan oleh sejarah singkat IRMC (Ikatan Remaja Masjid Cisasah) yang membuat hati tertegun kedua kalinya. Ku kira dengan jauhnya dari kota mereka tidak punya harapan untuk maju ternyata pikiran ku salah menafisirkan bahkan mereka jauh lebih banyak harapan-harapan di banding yang dekat dengan perkotaan. Dengan segudang harapan itu mereka selalu optimis dengan datangnya sebuah kemajuan dan perkembangan untuk kampung halaman mereka. Bukan hanya kata yang mereka taruhkan tetapi dengan kerja keras, terus berusaha dan kekompakan yang meraka jaga sampai saat ini.
Sejarah singkat IRMC (Ikatan Remaja Masjid Cisasah) berdiirinya tahun 1995/1996 waktu itu namanya bukan IRMC masih REMAS di dirikan oleh kiai maemun al-bantani tujun utama pendiri pada waktu itu memang di khususkan mengarahkan ilmu al-qur'an beserta tazwidnya ke masyarakat yang ada di cisasah melalaui program gema ramadhan. Namaun mendapatkan respon yang kurang baik dari masyarkat. sehingga banyak cacian yang beliau terima. Namun beliau yakin bahwasanya barang siapa yg hidup bersama al-qur'an niscaya kehidupannya akan mulia ini lah yang menjadi gagasan motto bagi IRMC "hidup mulia bersama al-qur'an”. Sampai sekarang kegiatan yang beliau dirikan alhamdulillah masih berjalan. Pada tahun 2016/2017 pembentukan nama baru yg tadinya masih Remas menjadi ikatan Remaja Masjid Cisasah (IRMC).
Tujuan IRMC sendiri tidak terlepas dari pendiri terdahulunya namun seeiring dengan perkembangan zaman maka ada beberapa tujuan yg ingin di capai salahsatunya menghilangkan buta huruf bagi masyarakat sekitar dan program-program yang nantinya bisa memakmurkan masyarakat maka timbulah TBM (Taman Bacaan Masyarakat)
Harapan kami semoga tujuan dan mksud kami selalu dapat bimbingan dari yg maha kuasa selain itu kami mengharapkannya dari pihak pihak yg berwenang. Harapan selanjutnya semonga berjalannya estafet kepengurusan, serta istiqamah dalam menjalankannya. Tutur ketua TBM Kang topik.
Saung Baca Tarik Kolot memberikan sebuah kegiatan seperti bermain dengan anak-anak, sharing, membaca buku bersama dan memberikan sedikit kenang-kenangan untuk para anak-anak kampung cisasah. Tak terasa waktu begitu egois tak pernah mau menunggu walau satu detikpun sehingga langitpun sudah menunjukan sisi gelapnya itu artinya kami sudah di suruh pergi dari kampung tersebut. Perjalanan demi perjalanan masih tersirat senyum anak-anak disana, tawa dan canda nya yang tak mau lepas dari pikiran ku. Inilah perjalanan wisata literasi Saung Baca Tarik Kolot. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Nantikan tulisan selanjutnya
#Potongansenja

"Menanti Sebuah Harapan"

Suatu hari ditengah kota kuberjalan menikmati cahaya sore itu Berteman keramaian senyum dan tawa insane manusia mensyukuri alam semesta, ...